Jadi Bayi Lagi?

“Jadi bayi enak, yah,” celetuk Bibil memecah hening antaranya dengan Nio sang kekasih. Keduanya sedang bersandar di sofa kuning apartemen Bibil, masing-masing sibuk dengan laptopnya mengerjakan tugas dadakan di hari pertama kuliah setelah libur lebaran.
Nio menaruh laptopnya di meja sebelah sofa lalu memposisikan badannya menghadap Bibil yang kini sedang bersungut-sungut cemberut menggemaskan. Lelaki itu berusaha atentif, mencurahkan semua perhatiannya pada si gadis berkaos ungu itu. Ia hanya tersenyum menunjukkan wajah ingin tahu kelanjutan kalimat lawan bicaranya.
“Aku pingin jadi bayi lagi deh. Ponakanku kerjanya cuma main sama tidur, terus makan disuapin, mandi dimandiin, tidur diusap-usap lembut.. Gak harus ngerjain paper kayak kita gini.”
Lagi-lagi Nio tersenyum, kali ini sambil menarik Bibil ke dalam pelukannya. Lembut Nio mengusap rambut coklat Bibil, lalu menyahut, “Kamu kan udah jadi bayi aku.”
Bibil berpikir sejenak dan selanjutnya ia mengangguk setuju. Betul, sih.. Nio seringkali menyuapinya makan, mengajaknya main, dan memeluknya sambil mengusap-usap lengan dan punggungnya hingga ia tertidur.
Gadis dalam pelukan Nio masih tenggelam dalam pikirannya ketika sang lelaki bertanya dengan jenaka, “Atau kamu mau aku mandiin juga?”
Pukulan kecil mendarat di dada lebar Nio. “Dasar mesum!”
Sepasang sejoli itu tertawa kemudian kembali melanjutkan aktivitas di hari yang tinggal beberapa jam lagi.